Kamis, 26 Agustus 2010

Gerimis kerinduan





Hujan gerimis disiang hari.
Menggantikan masa terik matahari.
Menyirami wajah wajah makhluk dibumi.
Menyampaikan pesan rahmat dari Ilahi.
Untuk semua ciptaan yang dikasihi.
Terbaring lurus diri memandang.
Hanya berujar didalam hati.
Mengingat suara mengiang disanubari.
Melantunkan dendangan rasa rindu menjadi.
Sejuk semilir belaian angin.
Menghembus perlahan diatara hempasan hujan.
Membuai jiwa tuk menyungging tenang.
Andailah gerimis inipun juwa menyapamu.
Ingin nian kubertitip pesan padanya.
Sampaikanlah segala kegundahan rindu yang kudera.
Karna sejak lama tiada tersua.
Namun apa daya diri tak kuasa.
Cukup disimpan dalam catatan impian saja.
Gerimis menyiram kala teriknya.
Mendawaikan nyanyian disaat jatuhnya.
Menjapai semua wajah wajah dibumi ciptaan-NYA

(Ibnu at tambani)

Siapa dia...?





Bias cahaya menyapa bumi dikala bangkitnya.
Menerobos perlahan direlung belukar dunia.
Penuh dahan cabangnya masa.
Tanda senja usia menyinggahinya. Sahabat,
Tengoklah nun jauh disana.
Berkeluh kesahnya insan yang merasa dirinya hina dina.
Tangisnya sesunggukan disaat sujud pada Tuhannya.
Ia meminta ampun pada Sang Pencipta Semesta.
Atas segala dosa ditiap masanya.
Tapi bukalah lebar lebar mata dengan seksama.
Betapa bersahajanya ia dipandang mata.
Sayu manis tatapan matanya.
Tertunduk sopan dengan yang bukan Mahramnya.
Kibas hijabnya melambai lembut diatas bahu.
Tanda keanggunan dibalut kain keikhlasan diatas auratnya.

Dan taukah siapa dia..

Dia wanita wanita yang bermata jeli.
Yang para Bidadari disyurga pun iri hati akannya.

Ialah dambaan para Mujahid Mujahid didunia.
Yang oleh Baginda Nabi ia disebut lebih baik dari 100 laki laki yang ikhlas imannya.

Ya.

Ialah wanita shaliha

(Ibnu At tambani)

Senin, 23 Agustus 2010

Sebuah Pegangan




Harga diri adalah sebuah sikap yang hatimu tidak ingin mengiyakannya.ia begitu terlarang bagi kita untuk melangkahinya.dan juwa,ia adalah sebuah keberadaan dari apa yang kita tanam dalam hati.

Kadangkala ia begitu menyetir ego diri.amat berat dirasa bila hendak menggenggamnya.
Namun adakalanya juwa ia begitu memalukan bila nurani kita mencibir.seakan dunia akan roboh saja bila sampai melepas ikatannya

Bayangkanlah sahabat.bila keyakinan ini(agama)tak mengekangnya.hilanglah keberkahan yang mungkin melekat dipelupuk mata.dan berapa banyak juwa manusia manusia yang terhinakan karena begitu meninggikan harga dirinya

Marilah tengok pemimpin pemimpin yang hidup berpuluh puluh tahun yang lampau.begitu tiadalah mereka menaruh harga diri diatas ubun ubunnya.namun ketulusanlah yang mendasari tiap langkah dan perbuatannya.hanya saja,ada suatu hal yang kan selalu mereka agung agungkan walau harus tertumpah darahnya.
Ya
Ialah izzah Al Islam

Kala malam





Rembulan putih dilangit pertiwi-
Tinggi menjulang melampaui langitnya dunia-
Putih bersinar meski tak daripadanya-
Namun anggunnya mengalahkan cahaya cahaya tak bermasa-
Sesaat waktu mata terpaku memandang-
Terkesima hati oleh penampakan ciptaan alami-
Bias warna warna melingkar dirembulan yang meninggi-

Subhanallah

Itu pelangi dikala larut mendaki-
Suatu kehadiran indah dialam duniawi-
Wahai kawan,marilah tengok dikala malam makin meninggi-
Keheningan alam membawa kedamaian dihati

(Ibnu At tambani)

Sabtu, 21 Agustus 2010

Kan jadi apa..?


Merah padam langit diantara awan.seakan membakar diufuk barat.

ramai bersaut suara gagak melayang,mengibaskan sayap diujung senja.disela sela tinggi menjulang pohon akasia.

kini malam telah datang.menutupkan mata sang siang.tuk kembali tenggelam diperaduan.

Masaku tak panjang.namun seakan kian bertambah dititik keberadaan.
indah nian hatiku memandang yang tercipta ditiap dipijakan usia yang kusandang.namun acap kali terbuai ditingkat kecukupan..

Nah...

Apa aku telah jadi makhluk berguna..

Malu aku tuk mengikannya.betapa tidak.ditiap derap langkah ini..slalu saja tersangkut noda noda dijalan yang bagi mataku suci,
Oh...

Entahlah..bagaimana juakah nasib diri ini kan kubawa..

kan jadi muliakah...

Atau...

Terhinakah jadinya...


(Ibnu At-tambani)

Selasa, 17 Agustus 2010

Akhirnya


Kusadari akhirnya kerapuhan imanku.telah membawa jiwa dan ragaku kedalam dunia yang tak tentu arah.kusadari akhirnya KAU tiada duanya.tempat memohon beraneka pinta.tempat berlindung dari segala marabahaya.
O Tuhan mohon ampun atas dosa dan dosa slama ini aku tak menjalankan perintah-MU.tak perdulikan nama-MU.tenggelam melupakan diri-MU.
O Tuhan mohon ampun atas dosa dan dosa.sempatkanlah aku bertaubat hidup dijalan-MU.tuk penuhi kewajibanku sebelum tutup usia kembali pada-MU..ooo..kembali pada-MU..ooo..kembali pada-MU..