Jumat, 19 Maret 2010

Enkau buat kubercahaya


Jerit tangisku menghambur disamping ibundaku.sayup sayup mungkin ia pandangi diriku yang mungkin jua masih bersimbah darah mulianya.tangisnya mungkin menderu didalam hati.tangis bahagia atas kehadiranku.kudengar dari mereka waktu aku sering membuat kau kesel.tapi karena sikap tegasmu,akhirnya kenakalanku takluk jua.aku ingat,saat kutelah balita,kau sering ajak aku ikut denganmu kesawah.walaupun aku belum mampu membantumu.mungkin cukup dengan melihat aku duduk manis,itu telah menguatkan lutut kakimu untuk terus berdiri.
Sungguh indah ma,bila kuingat masa hidupmu.kau amat keras mendidikku.tapi lihatlah sekarang anakmu.walau tak bergelar atau berkedudukan tinggi.anakmu telah menorehkan rasa suka dihati orang yang berkerabat denganmu,juga mereka yang dekat denganku.
Ma,walau pun hanya surah Yaasin yang tiap subuh kubaca dan fatihah 4 yang kubaca tiap akhir dzikirku yang kulimpahkan untukmu..kuharapkan menjadi amal jariyah bagimu.ma.
Wahai mamaku.enkau membuatku bercahaya.itulah yakinku.kuslalu mencintaimu ma.Rabbighfirli waliwaalidayah warhamhuma kama rabbayani shaghira