Sabtu, 09 Januari 2010

Jam sudah menunjuk pukul sebelas tiga puluh,Rabi sudah selesai dari kuliahnya.ia pun bergegas keluar dari ruang.ia ingin segera pulang kerumah.lalu sambil berjalan ia ambil HP didalam tas gandengnya.sesaat kemudian ia panggil nomor milik Ibnu.

Agak lama ia menunggu sampai panggilannya diangkat.sampai sampai kaki kanannya ia hentak hentakan ditanah karena mulai bosan,sebab panggilannya belum juga diangkat oleh Ibnu.tak lama kemudian panggilannya akhirnya diangkat.

"Halo,kenapa Bi?"
"Kak Ibnu,kok lama banget sih diangkatnya,sampai bosan tau!"
"Maaf,tadi masih layanin yang makan.jadi gak dengar kalau HP bunyi,ada apa nih?"
"Jemputin Rabi yah?ini sudah selesai."
"Sekarang?"
"Ya iyalah,sekarang. Emang mau kapan?"
"Tunggu sebentar lagi ya,masih ada orang nih"
"Lama gak?"
"Aduh gak tau juga nih.."
Disaat Ibnu masih menerima panggilan,Acil menegur ingin tau
"Telpon dari siapa Ibnu?"tanya Acil Imar
"Ini,dari Rabi.katanya minta dijemputin.tapi ini kan belum selesai"
"Ya sudah,kamu jemput saja si Rabi.biar ini Acil yang urus,tinggal sedikit aja.kamu pergi jemput saja dia yah!?"

Mendengar Acilnya menyuruh begitu.Ibnu pun mengiyakannya.lalu melanjutkan pembicaraannya lagi dengan Rabi
"Halo,Rabi kamu sekarang dimana?"
"Ya dihalaman Universitas"
"Ya sudah,tunggui sebentar ya?"
"Oh!.jadi mau nih jemputin Rabi?"
"Iya tenang"
"Rabi tunggu lo.,Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam"
KLIK
Panggilan itu ia akhiri.lalu ia buka lagi buku telpon diHPnya.dicarinya nama seseorang.setelah dapat.dipanggil nya nomor yang bernama Eva

"Halo,Assalamu'alaikum,Eva"
"Ya,Wa'alaikum salam.kenapa Bi?".jawab orang yang bernama Eva itu
"Eh Va,aku pulang dulu ya,ada urusan dirumah"
"O,tapi nanti jadikan kerumah?"
"Insy'allah jadi.jam satukan?!"
"Iya,ditunggu ya.eh udah dulu ya.aku masih ada mata kuliah nih.sebentar lagi masuk"
"Ya sudah ya,Assamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam"

Setelah selesai menelpon temannya itu.ia masuk kembali HPnya kedalam tas.sambil menunggu Ibnu datang,ia berjalan jalan disekitar taman Universitas.tempatnya sangat rindang,karena banyak pohon yang menjulang tinggi memayungi taman tersebut

Dirumah Ibnu sudah siap berangkat,ia dorong motornya yang berstandar didakat warung. Setelah menghidupkan mesin.ia pakai helmnya.saat sudah hendak jalan,Acil Imar berkata sesuatu padanya.
"Hati hati Ibnu,jangan sampai mau nabrak orang lagi ya?!"kata Acik Imar
"Inggih Cil".jawab Ibnu
Lalu ia pun segera berangkat untuk segera menjeput Rabi.sedang Acil Imar melihatnya yang berlalu penuh rasa cemas dan khawatir
Kemudian Acil pun kembali ketempatnya.ia ingin mencuci piring piring kotor.disaat itu,salah seorang pembelinya bertanya sesuatu padanya
"Oi Cil,Ibnu itu anak pian kah,atau kemanakan?".tanyanya
"Ibnukah?dia itu kemanakan.anak kakak di Plaihari".jawab Acil santai
"Oh begitu.e,pian ini ada berapa bersaudara sih Cil?"tanya pembeli itu lagi
"Ulunkah,bertiga bersaudara.yang paling tua diPlaihari,yaitu Abahnya Ibnu. Ulun ni yang nomer dua,terus yang terakhir ada diHulu Sungai Selatan,diLongawang".terang Acil sambil tetap terus mencuci piring
"Ih,kaya itukah.ulun lihat Cil ya,Ibnu itu rajin anaknya,baguslah kerjanya"
"Ya begitulah,syukur Alhamdulillah.biar laki laki dia bisa kerjaan begini"
Mengetahui kemanakannya dipuji orang,hati Acil pun merasa bahagia karena puas akan hasil kerjanya Ibnu
"Ini Cil,uangnya. sotonya 'nyaman banar'.besok pasti kesini lagi"
"Iya"
"Tukar Cil lah"
"Jual"
Satu persatu pembelinya pergi dengan wajah puas,dan juga mereka senang akan layanan Acil imar.oleh sebab itulah warungnya selalu ramai didatangi pembeli.

Sedang Ibnu masih dijalan.sebentar lagi ia sampai ditempat kuliahnya Rabi.dan tak lama dari arah depan,terlihat sepupunnya itu tengah berdiri dipinggir jalan depan Universitas

"Hihihi,makasih kak Ibnu yang ganteng".ucap Rabi cekikan
"Uwalah,jangan muji dech.cepat naik!"
"Inggih"
Setelah Rabi naik dijok belakang,Ibnu pun jalankan kembali motornya.kali ini ia percepat laju motornya,ia kepikiran akan Acil yang sendirian diwarung.disaat diamnya,Rabi coba menyela
"Kak Ibnu,habis dzuhur antarin Rabi lagi ya.ulun ada janji sama teman"
"Apa!antarin lagi.gak ah,gak.kamu tau gak tadi pagi ulun hampir aja nabrak orang tau!"
"Yang benar?kapan?"
"tadi,habis ngantarin kamu kuliah"
"Iya kah,kok bisa?"
"Ya..ya yang namanya musibah,mana bisa bisa ditebak.awalnya takut ditilang,eh malah hampir nabrak orang.jadi ulun gak berani lagi ah antarin pian"
"Aduh kak,jangan gitu donk,kan kasian ulun.tangannya ulun kan masih keseleo,nanti malah Rabi yang kenapa kenapa. Ayo donk kak ,jangan gitu.."
"Tapi gara gara itu malah buat kakak jadi takut tau"
"Pian kali yang kurang hati hati.mungkin mikir apa gitu pas naik motor.Makanya fokus aja lihat kedepan"
"E..iya sih,tadi agak melamun hehehe.."
"Tu'kan,kakak aja yang kurang hati hati.coba aja lebih fokus.pasti gak akan terjadi apa apa.kak Ibnu kan jagonya motor.he"
"Uwalah ni anak,bisa banget ngerayunya."
"Jadi mau ya,antarin Rabi..?"
"Iya iya iya,huh"

Tawa Rabipun menghambur seiring laju motor itu melintasi jalan Ahmad yani yang panjang menghampar jauh kedepan.tak lama Ibnu belok kearah kiri,lalu lurus masuk kedalam.tak sampai dua puluh meter,ia belok lagi kekanan.tak jauh dari arah depan,terpampang tulisan soto Banjar.ya,itu warung Acil Imar.

Rabu, 06 Januari 2010

CATATAN.2;Namanya EVA




Sesampainya dirumah,Ibnu bergegas memarkir motornya dekat warung Acil Imar.sementara Acilnya yang tau kalau kemenakannya itu telah pulang.ia langsung menyambutnya.

"Darimana jam segini baru pulang?".tanya Acil Imar pada Ibnu yang hendak masuk kerumah.
"Anu Cil,tadi hampir nabrak orang.apa nyebrang gak lihat lihat.hampir aja celaka".jawabnya sambil menoleh kearah Acilnya itu.
Mendengarnya cerita Ibnu yang hampir menabrak orang,Acil Imar pun agak kaget,lalu sedikit mendekat kepadanya.
"Terus terus,bagaimana dengan orang itu,Ibnu?".tanyanya cemas
"Syukur gak apa apa cil.tak terjadi kecelakaan.kami yang sama sama salah,ulun naik motor pikiran kemana mana.dia yang menyebrang gak lihat kanan jiri dulu hehehe.." jawab Ibnu santai.
"O.jadi begitu.makanya hati hati kalau lagi berkendaraan"kata Acil menasehati
"Inggih Cil.ulun akan lebihhati hati"
Ketika ia akan melangkah masuk,Acilnya bertanya lagi
"Laki laki apa perempuan Ibnu orang yang hampir kamu tabrak itu?"
"Perempuan Cil,cantikbanget lagi orangnya"
"I-ya kah?"ucap Acil Imar setengah tertawa

Didalam,Ibnu menaruh kembali helmnya.lalu naik kekamar untuk kemudian mengganti pakaian.tak lama,ia keluar dengan baju biru kesukaannya dan siap membantui Acilnya berjualan.

Saat sudah diwarung,dilihatnya Acil tengah memanaskan kuah dikompor.
"Oi Cil.pas ulun gak ada tadi,bayak orang kesinikah?"
"Oh.baru satu orang,si Imah tetangga jualan kita itu?"
"Iyakah..emm,Cil.kenapa yo si Acil imar itu suka banget makan disini ya?"
"Lho..bagus kan,warung kita jadi ramai Ibnu!"
"Iya sih,tapi..."
Belum sempat Ibnu melanjutkan kalimatnya,Acil memotong.
"Tapi apa alasan dia suka makan disini...?".kata Acil memastikan.mendengarnya,Ibnu hanya mengangguk mengiyakan.

"Kamu masih ingat waktu Acil kerumahmu di Plaihari?"
"Emm..ya,ingat ingat.dua atau satu setengah bulan yang lalu..e..emang kenapa Cil?"
"Waktu itukan Acil ada makan ditempatmu,nah waktu itu dibawakan ketupat.pas Acil coba,rasanya kok beda,enak banget.Acil kira mamamu yang buat,tapi katanya bukan,tapi kamu.nah kok jadi penasaran,Acil tanya saja pada mamamu apa rahasianya.kataMamamu sebelum semua bahan bahannya dicampurkan,biasanya kamu tambahkan ini itu dulu katanya.setelah faham penjelasan mamamu,habis pulang dari Plaihari,dirumah Acil langsung praktekan,tapi disoto.

"Pas yang pertama Acil rasa masih biasa.terus yang kedua agak lumayan,dan yang ketiga kalinya..kamu lihat sekarang hasilnya.memang kelihatannya sama saja,tapi Acil merasa ada sesuatu yang berbeda dirasanya.yang itulah sebabnya Ibnu,kenapa kok warungnya Acil jadi banyak pelanggan setianya.ya karena resep darimu yang dikatakan oleh mamamu Ibnu." ungkap Acil jujur

Mendengar penuturan Acilnya tersebut.Ibnu seakan tak percaya.lalu ia coba menyanggahnya
"Ah pian ini,bukannya soto pian memang dasarnya enak dan lebih murah?"
"Acil pikir juga dulu begitu.tapi kalau dibandingkan sebelum Acil pakai resep darimu,jauh sekali bedanya. kalau soal lebih murah,itu kurang lebih aja kok Ibnu.Acil berani bilang seperti ini memang karena resep darimu Ibnu."yakin Acil pada Ibnu.

Karena dikatakan seperti pun,Ibnu hanya bisa garuk garuk kepala.ia hanya merasa tak menyangka kalau itu rahasia dari Acil Imar.rasa malu pun ia rasa saat itu juga.tak disangka hal yang sepele baginya,ternyata begitu berharga bagi Acilnya.

Kemudian ia tata piring piring yang ada dekat cucian.lalu ditaruhnya diatas meja.ia lap semua dengan serbet sambil duduk dikursi.sesekali ia lihati orang orang yang hilir mudik silih berganti.

Waktu pagi warung Acil Imar tak terlalu banyak pengunjung.tapi bila sudah diatas jam sepuluh,jangan harap ia bisa duduk,kadang hanya ingin minum saja pun sampai tak jadi.karena ramainya pembeli yang berdatangan.
Disela ia masih me-lap-i piring,Acil mengajaknya bicara.

"Ibnu,kamu disini sudah ada sebulankah?".tanya Acil
"Belum sampai,baru sekitar dua puluh lima harian Cil.".jawabnya sambil menolehkan wajahnya kearah Acilnya itu.
"Emm..berarti lima hari lagi kamu gajian nih".seloroh Acil
"Hah!gajian,kan ulun disini cuma bantuin pian,bukan buat nyari gajih.ulun ikhlas kok cil."kata Ibnu dengan jujur
"Hei.Acil ni paling anti meras keringat orang tanpa memberi gaji,apalagi kamu kemanakan Acil,jadi itu harus dan kamu tak boleh menolak,nanti Acil marah lho" balas Acil Imar

Ibnu hanya tersenyum saat Acil Imar berkata seperti itu.tapi dalam hatinya ada rasa sungkan.ia benar benar tak mengharap gaji.ia ikhlas membantu,asal diberi makan saja sudah cukup.

Ia jadi ingat akan yang baru saja dialami keluarga ini.suami Acil meningal karena kangker sebulan yang lalu,dan juga yang dialami anak belia yang sulung,suaminya meninggal karena kecelakaan.sungguh tragis nasib mereka.dan kini, Acil Imarlah tulang punggung keluarga ini.dan bila teringat itu,ia jadi tak enak hati bila harus menerima gaji.walaupun sebenarnya ia memerlukannya untuk kebutuhannya.

Saat masih larut dalam lamunannya,Acil Imar menegurnya.
"Ibnu ada orang beli"
"Oh!inggih".sentaknya kaget.lalu segera menyambut pembeli yang datang.sedang Acil Imar hanya geleng geleng kepala sambil tersenyum melihat tingkah kemankannya.

****

Senin, 04 Januari 2010

Ibnu melaju sedang.ia tak berani laju,karena ini ditengah kota.bukan ditempatnya dikampungnya sana yang bisa sekehendak melaju sekencang kencangnya,karena memang disana masih jarang kendaraan.tanpa sadar Ibnu agak melamun teringat kampungnya.

Namun tiba tiba dari arah depan ada seseorang yang menyebrang tanpa melihat kanan dan kiri.Ibnu terhenyak kaget begitu juga orang tersebut
"ALLAHUAKBAR"ucapnya spontan.
Sedang orang tersebut menjerit sambil menyilangkan tangannya.
Hampir saja ia menabrak orang.syukur disaat kekagetannya itu,ia masih sepat menginjak rem.sesaat Ibnu terdiam,ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi bila orang itu ia tabrak.sudah tak punya SIM pula.benar benar bahaya.dilihati orang itu yang adalah seorang perempuan berkerudung.lalu ia coba tegur orang itu dengan nada yang seramah mungkin,walau dalam hatinya agak marah.

"Pian gak apa apa?.maaf,tolong lain kali kalau ingin menyebrang lihatlah kanan kiri dulu."

Mendengar perkataannya tadi,orang itu agak sesunggukan.tapi tak sampai menangis.kemudian agak menepi kepinggir jalan sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya.

Melihatnya Ibnu jadi tak enak hati telah bicara seperti itu.lalu ia standarkan motornya ditepi jalan dekat perumpuan berkerudung itu
"E...pian gak apa apa?".tanya Ibnu meastikan.

Perempuan berkerudung itu pun menoleh kearah Ibnu dengan wajah yang pucat namun berusaha untuk tersenyum.

"Maaf.ulun yang salah.nyebrang gak lihat lihat dulu.".tutur perempuan itu.

MASYALLAH!
Ucap Ibnu dalam hati saat melihat perempuan berkerudung itu.ia terkesima.betapa tidak,yang sekarang ada dihadapannya sekarang ini begitu cantik rupanya.Ibnu tergagap.ia seakan tak mampu untuk berbicara.apa benar yang ada dihadpannya ini adalah orang.wajahnya begitu rupawan,seperti bidadari saja.

Perempuan itu memandang kearah Ibnu dengan wajah memelas,ia merasa dirinyalah yang salah.lalu dengan menelungkupkan kedua tangannya,ia meminta maaf

"Ulun minta maaf banar,ini salah ulun.ulun yang salah menyebrang gak lihat lihat dulu.mohon maaf."ucapnya dengan nada sendu.

Ibnu agak kikuk saat perempuan tersebut berbicara padanya.lalu dengan wajah yang tertunduk,ia balas bicara.

"U..ulun yang sembarangan berkendaraan,pikiran kemana mana.syukur pian tak apa apa.ulun yang harusnya minta maaf pada pian,bukan sebaliknya"ucap Ibnu dengan agak bergetar
"Lo..?bukan pian yang salah,tapi ulun.jelas jelas ulun yang asal saat menyebrang.bukan pian"
"E..kalau gitu..kita yang berdua yang sama sama salah.karena sama sama asal.gi..gimana?"
"Ulun kira...itu mungkin lebih baik..hehe"

Sesaat keduanya tertawa kecil bersama.entah bagaimana caranya.padahal ia hampir saja menabrak perempuan itu.juga sebaliknya,perempuan itu juga hampir saja ditabrak.

Kemudian Ibnu mohon diri.ia ingin segera pulang kepasar.sedang perempuan itu hanya mengangguk.
Ketika sudah naik diatas motor.perempuan itu sekali lagi mohon maaf padanya.pada saat itulah,pandangannya bertemu dengan perempuan cantik itu.sungguh.rasa bergetar saja ia dipagi itu.sementara perempuan berkerudung itu hanya tersenyum manis padanya.

"Lain kali hati hati ya.mari,Assalamu'alaikum"ujar Ibnu agak menunduk
"Wa..wa'alaikum salam."balasnya agak sedikit kaget.

Lalu Ibnu pun berlalu meninggalkan perempuan itu yang masih berdiri ditepi jalan.dalam hatinya masih ada rasa ketakutan.takut dengan yang baru saja terjadi."Alhamdulillah".itulah kalimat yang terus terucap dihatinya.ia selamat dari celaka.

Walau sudah jauh Ibnu melaju,ia tetap saja memandanginya dengan senyum yang mengembang.ia tak tau harus berkata apa pada dirinya.apa dia harus marah,atau sedih.namun ada semacam rasa suka pada laki-laki itu,saat ia mengucapkan salam padanya.baginya jarang sekali ada orang yang bersikap seperti itu.kemudian ia hela nafas dalam dalam

"Alhamdulillah ya Allah ya Rabb.hampir saja hamba celaka"lirihnya.

Lalu ia pun kembali menyebrang jalan.namun kali ini,ia tengok kanan dan kirinya dulu.setelah dirasa lenggang,ia sebrangi jalan dengan tenang.disebrang jalan,mobil Honda jazz birunya terparkir.setelah sampai,ia bunyikan alarm mobilnya.kemudian ia buka pintu mobil itu.tak lama mobil tersebut perlahan melaju membaur dengan kendaraan kendaraan yang lain.

****
Tak sampai sepuluh menit,mereka telah sampai didepan UNLAM.tepat dijalan masuk berdiri gapura yang bertuliskan Fakultas Kedokteran.lalu Ibnu pun menghentikan laju motornya.

"Sampai sini aja yah?"kata Ibnu
"Inggih,makasih ka'ai.O ya kak,nanti jam sebelas jemputin Rabi yah.habis itu antar Rabi lagi ketempat teman ulun yah."sambut Rabi setelah turun dari motor
"Hah!kan katanya cuma ngatarin aja,kenapa jadi minta diantarkan ketempat temanmu juga.gak ah,gak mau...!"elaknya
"Aduh kak Ibnu ini,takut banget sih.gak bakal ditilang deh,kan Rabi sudah bilang kalau tangannya Rabi lagi keseleo,jadi gak berani bawa motor.kakak mau tanggung jawab kalau nanti terjadi apa apa dijalan?"jelas Rabi setengah mengancam
Mendengar sepupunya bicara seperti itu,Ibnu seakan tak bisa berkutik lagi dibuatnya
"Tapi kan..."
"Tapi apa?sudah kak Ibnu tenang aja,gak jauh kok tempatnya"
"Benar yah!"
"Inggih.pokoknya kakak harus antarin ulun sampai..."
"Sampai apa....?"
"Sampai tangan Rabi gak keseleo lagi.hehe.."
"Aduh payah banget ni anak."

Rabi pun cekikikan dibuatnya.ia puas bisa mengerjai kakak sepupunya itu.sedang Ibnu,hanya bisa pasrah.rasa khawatirnya lebih besar daripda malasnya.

"Ya sudah kuliah sana!"
"Okey dah kakak ulun.hehehe,Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam,hati hati"

Perlahan Rabi meninggalkannya.dari belakang Ibnu memandangi adik sepupunya itu penuh haru.dalam hatinya ada rasa iri yang merasuk
"Beruntungnya kamu Rabi,bisa sekolah hingga kuliah.sadang aku...Aliyah saja tak selesai,bisa jadi apa...?"lirihnya dalam hati

Kemudian ia usap wajahnya dengan tangan.ia coba buka lagi pikirannya.bukan masalah lulusan apa,tapi setelah keluarnya akan jadi apa.berguna atau tidak bagi yang ada disekelilingnya.kalaupun bisa lulus sampai S.1.tapi kalau ujung ujungnya jadi pengangguran dan tak mampu berbuat apa apa untuk masa depannya,buat apa?tak apalah hanya lulusan SMP atau Tsanawiyah,tapi berguna bagi mereka yang ada disekelilingnya.itu lebih.ya walau pun saat ini,ia belum punya kerjaan yang tetap.tapi setidaknya kehadirannya disini disambut baik oleh Acil dan sepupu sepupunya.namun,tetap saja rasa malu sering menggelayut dihatinya.
Ia hidupkan lagi mesin motornya,lalu bergegas kembali kerumah.dipasar pasti Acil Imar sudah siap dengan dagangannya.dan ia harus segera membantuinya.dengan kecepatan sedang Ibnu pun meninggalkan Universitas itu.